Industri pengecoran presisi memprioritaskan ketahanan rantai pasokan pada tahun 2025, setelah gangguan akibat kekurangan bahan baku dan ketegangan geopolitik. Bahan-bahan utama seperti nikel, titanium, dan bubuk keramik telah mengalami volatilitas harga sebesar 30-40% dalam setahun terakhir, mendorong para produsen untuk melakukan diversifikasi pemasok dan berinvestasi dalam cadangan strategis. Toyota telah membangun cadangan aluminium murni selama 6 bulan untuk pengecoran presisi otomotif, sementara Boeing telah mengamankan kontrak jangka panjang dengan tiga pemasok Asia untuk material superalloy.
Nearshoring adalah tren kunci lainnya, di mana produsen otomotif Amerika Utara mengalihkan 25% sumber bahan baku pengecoran presisi mereka dari Asia ke Meksiko dan AS. Hal ini mengurangi waktu tunggu dari 12 minggu menjadi 4 minggu dan meminimalkan biaya pengiriman dan keterlambatan. "Undang-Undang Bahan Baku Kritis" Uni Eropa semakin mempercepat pengembangan rantai pasokan regional, dengan alokasi €2 miliar untuk mendukung produksi bahan pengecoran dalam negeri.
Alat manajemen rantai pasokan digital meningkatkan visibilitas dan kelincahan. Platform SCM Siemens, yang digunakan oleh pemasok pengecoran presisi Daimler, menyediakan pelacakan material dari ujung ke ujung, mulai dari penambangan hingga pengecoran, memungkinkan identifikasi hambatan secara proaktif. Teknologi blockchain juga sedang diujicobakan untuk meningkatkan ketertelusuran material—terutama penting untuk aplikasi kedirgantaraan dan medis di mana sertifikasi komponen bersifat wajib. Seiring dengan terus berkembangnya pasar pengecoran presisi global, ketahanan rantai pasokan bukan lagi sekadar strategi mitigasi risiko tetapi juga keunggulan kompetitif, dengan perusahaan mampu merespons lebih cepat terhadap permintaan pelanggan dan perubahan pasar.
Ruang Tamu 805, Gedung Huaxu, NO.95 Jalan Selatan Renmin, Kota Taicang, Provinsi Jiangsu, Suzhou, Jiangsu, Tiongkok