Kecerdasan buatan (AI) merevolusi kontrol kualitas dalam pengecoran presisi, mengatasi salah satu tantangan terbesar industri ini: deteksi cacat. Sistem inspeksi visi AI, yang digunakan oleh Audi dan Toyota, dapat mengidentifikasi ketidaksempurnaan permukaan sekecil 0,02 mm dengan akurasi 99,8%—jauh melampaui kemampuan manusia. Sistem ini memproses 500 gambar per detik, mengurangi waktu inspeksi hingga 90% dibandingkan dengan metode manual dan menghemat hingga $6 juta per tahun dalam biaya pengerjaan ulang.
Pemeliharaan prediktif yang didukung oleh AI adalah aplikasi transformatif lainnya. Platform internet industri Predix milik GE, yang digunakan oleh pabrik pengecoran presisi General Motors, menganalisis data sensor waktu nyata dari mesin pengecoran untuk memprediksi kegagalan peralatan sebelum terjadi. Hal ini telah mengurangi waktu henti yang tidak direncanakan sebesar 30% dan memperpanjang umur mesin sebesar 25%. AI juga mengoptimalkan parameter pengecoran—algoritma pembelajaran mesin yang dikembangkan oleh Siemens menyesuaikan suhu, tekanan, dan laju pendinginan logam cair secara waktu nyata, meningkatkan akurasi dimensi sebesar 50% untuk komponen kompleks seperti blok silinder mesin iX3 BMW, yang mencapai toleransi 0,03 mm.